25 Mei 2009

Askep TB Haemoptisis

ASUHAN KEPERAWATAN Pada Tn. W dengan kasus "TB Haemoptisis" di Ruang Soka Bawah RSUP PERSAHABATAN

No. Reg. :
Tgl Masuk : 25/5/2009
Tgl Pengkajian : 25/5/2009

I. Pengkajian
A. Biodata
N a m a : Tn. W
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Pernikahan : Nikah
Alamat :
Jakarta Timur

B. Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Alamat :

II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Keluhan Utama : Klien mengeluh Batuk Berdahak disertai den

Askep TB Haemoptisis

ASUHAN KEPERAWATAN Pada Tn. W dengan kasus "TB Haemoptisis" di Ruang Soka Bawah RSUP PERSAHABATAN

No. Reg. :
Tgl Masuk : 25/5/2009
Tgl Pengkajian : 25/5/2009

I. Pengkajian
A. Biodata
N a m a : Tn. W
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Pernikahan : Nikah
Alamat :
Jakarta Timur

B. Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Alamat :

II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Keluhan Utama : Klien mengeluh Batuk Berdahak disertai den

27 April 2009

Adapun ciri payudara dan puting susu yang sehat dan baik adalah : ( http://rizki-4t-blogspot.com/2008/03/hindari-kanker-payudara-sejak-dini.html) a. keadaan payudara dan puting susu yang sehat / baik adalah : 1) Payudara membesar dan puting susu menonjol 2) Payudara simetris 3) Putting susu elastis dan areola mammae lebih hitam b. Keadaan payudara dan putting susu yang tidak sehat/tidak baik adalah: 1) Putting susu tertarik ke dalam 2) Payudara simetris 3) Kulit payudara kusut seperti kulit jeruk dan keluar cairan dari puting susu. Selain faktor di atas, adanya kebijaka dari bahan kesehatan sedunia yang ditindak lanjuti oleh pemerintah yang menghimbau kepada pengelolaan Rumah Sakit / Klinik Bersalin atau tempat - tempat umum untuk mendukung keberhasilan menyusui melalui pojok laktasi untuk menunjang keberhasilan menyusui eksklusif.

Menurut WHO(1998), setiap fasilitas yang menyediakan pelayanan persalinan dan perawatan bayi baru lahir sebaiknya menerapkan sepuluh langkah keberhasilan menyusui. Langkah pertama, mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui yang secara rutin disampaikan kepada semua staf pelayanan kesehatan untuk diketahui. Langkah kedua melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan keterampilan yang diperlukan untuk menerapkan dan melaksanakan kebijakan tersebut. Langkah ketiga menjelaskan kepada seluruh ibu hamil tentang manfaat menyusui. Langkah keempat membantu ibu untuk menyusui bayinya dalam waktu 30 menit setelah lahir. Langkah kelima memperlihatkan ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankan melalui penyuluhan. Langkah keenam tidak memberikan makanan/minuman selain ASI kepada bayi kecuali indikasi medis. Langkah ketujuh melaksanakan rawat gabung yang memungkinkan ibu dan bayi untuk bersama 24 jam. Langkah kedelapan mendukung ibu untuk memberikan ASI kepada bayi tampa terjadwal ( on dement ). Langkah kesembilan tidak memberikan dot atau compeng pada bayi. Langkah kesepuluh membantu pengembangan kelompok ibu menyusui seperti adanya pojok laktasi yang memantau kesehatan ibu nifas dan bayi.